Sabtu, 21 Maret 2015

TEORI DIALEKTIKA FUNDAMENTAL PETER L BERGER



I.SEKILAS TEORI DIALEKTIKA FUNDAMENTAL
          Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dengan diberikannya kemampuan daya manusia.
Manusia memiliki kemampuanYang ada dalam diri manusia semacam daya kemampuan akal, intelegensia, dan intuisi; perasaan dan emosi; kemauan; fantasi; dan perilaku sebagai makhluk yang berkehendak dan memiliki abdomen terhadap sesuatu
Dengan sumber-sumber kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan. Tentang adanya hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena ada manusia sebagai penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai actor pendukungnya. Dialektika ini didasarkan pada pendapat Peter L. Berger, yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental. Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap; 1). Tahap eksternalisasi, 2). Tahap objektivasi, dan 3). Tahap internalisasi


II. MACAM – MACAM TEORI FUNDAMENTAL MENURUT PETER L.BURGER.
      Dialektika fundamental terdiri dari 3 tahap:
1.     Obyektivitas disebut  adalah tahap aktivitas manusia menghasilkan suatu realita objektif, yang berada di luar diri manusia atau sebagai upaya re-definisi nilai yang sudah ada pada kepercayaan dalam kesadaran diri manusia. Dalam tahap ini, muncul pertanyaan kritis tentang fungsi, materi, dan beberapa hal lain terkait dengan nilai yang sudah dipahami tersebut. Hasil perenungan kembali yang terkadang dibumbuhi dengan tindakan kontemplatif ini, terkadang melahirkan proposisi nilai atau pemahaman baru yang secara subyektif dianggap lebih baik dari proposisisebelumnya.
2.     Internalisasi adalah tahap di mana realitas objektif hasil ciptaan manusia yang diserap oleh manusia kembali. Jadi, ada hubungan berkelanjutan antara realitas internal dengan realitas eksternal atau  proses pemasukan nilai pada seseorang yang akan membentuk pola pikirnya dalam melihat makna realitas pengalaman. Nilai-nilai tersebut bisa jadi dari berbagai aspek baik agama, budaya, norma sosial dll. Pemaknaan atas nilai inilah yang mewarnai pemaknaan dan penyikapan manusia terhadap diri, lingkungan dan kenyataan di sekelilingnya.
3.     Eksternalisasi adalah Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus-menerus ke dalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental atau usaha ekspresi manusia atas re-definisinya terhadap nilai yang selama ini diyakini sebagai kebenaran. Ekspresi ini diwujudkan kepada orang lain atau kelompok yang secara kuantitatif lebih besar dengan tujuan untuk mewarnai atau bahkan dalam kondisi ekstrim merubah nilai-nilai semula dengan nilai baru yang diyakini kebenarannya. Tokoh atau kelompok yang merasa memiliki proposisi keyakinan baru seperti ini reralif militan.
III.URAIAN TAHAPAN DIALEKTIKA FUNDAMENTAL     MENURUT PETER.L. BERGER
a)     Eksternalisasi, adalah suatu pencurahan kedirian manusia secara terus menerus ke dalam dunia, baik dalam aktivitas fisik maupun mentalnya. Dalam pembangunan dunia, manusia karena aktifitas-sktifitasnya menspesialisasikan dorongan-dorongannya dan memberikan stabilitas pada dirinya sendiri. Karena secara biologis manusia tidak memiliki dunia-manusia maka dia membangun suatu dunia manusia. Manusia menciptakan berbagai jenis alat untuk mengubah lingkungan fisik dan alam dalam kehendaknya. Manusia juga menciptakan bahasa dimana melalui bahasa manusia membangun suatu dunia simbol yang meresapi semua aspek kehidupannya. Sama seperti kehidupan materialnya, masyarakat juga sepenuhnya produk manusia. Pemahaman atas masysrakat sebagai suatu produk aktifitas manusia sebagaimana berakar pada eksternalisasi menjadi penting mengingat kenyataan bahwa masyarakat  tampak dalam pengertian sehari-hari sebagai sesuatu yang berbeda dari aktifitas manusia. Transformasi produk-produk manusia kedalam suatu dunia tidak saja berasal dari manusia tetapi juga kemudian mengahadapi manusia sebagai suatu faktisitas diluar dirinya sebagaimana diletakkan dalam konsep objektivasi.
Misalnya : ariel peterpan sebagai artis membuat sensasi ke public dengan menampilkan trend-trend baru, sehingga public dapat menirunya atau bisa menjadi inspirasi untuk public. Jadi, secara tidak langsung ariel peterpan telah mengeksternalisasi kepada public
b)    Objektivasi adalah disandangnya produk-produk aktifitas itu (baik fisik maupun mental), suatu realitas yang berhadapan dengan para produsennya semula, dalam bentuk suatu kefaktaan (faktisitas) yang eksternal terhadap dan lain dari produsen itu sendiri. Dunia yang diproduksi oleh manusia kemudian menjadi sesuatu ”yang berada di luar sana”. Dunia ini terdiri dari benda-benda, baik materiil maupun non materiil yang mampu menentang kehendak produsennya. Sekali sudah tercipta maka dunia ini tidak bisa diabaikan begitu saja.
Objekt ivitas pemaksa dari masyarakat tersebut terlihat jelas dalam prosedur-prosedur kontrol sosial, yaitu prosedur-prosedur yang khusus dimaksudkan untuk memasyarakatkan kembali individu-individu atau kelompok pembangkang. Lembaga-lembaga politik dan hukum dapat memberi contoh jelas mengenai hal ini. Objektivitas masyarakat mencakup semua unsur pembentuknya. Lembaga-lembaga, peran-peran dan identitas –identitas eksis sebagai fenomena-fenomena nyata secara objektif dalam dunia sosial meskipun semua itu tidak lain adalah produk-produk manusia.
Misalnya : media massa meliput ariel peterpan, sehingga muncul lah pemberitaan tentang trend-trend ariel peterpan di media electronik maupun media massa. Lalu masyarakat menanggapi pemberitaan tersebut dan muncullah pemikiran public bahwa berita tersebut benar dan bagus. Sehingga public mengikutinya.
c)     Internalisasi adalah peresapan kembali ralitas tersebut oleh manusia, dan mentransformasikannya sekali lagi dari struktur-struktur dunia objektif ke dalam struktur-struktur kesadaran subjektif. Melalui objektivasi maka masyarakat menjadi suatu realitas sui generis, unik. Melalui internalisas, maka manusia merupakan produk masyarakat.
Misalnya: saya meniru gaya pakaian ariel peterpan yang sedang ngetrend saat ini, Secara tidak langsung saya telah menginternalisasi diri saya sendiri, karena mengikuoti trend ariel.
III.KESIMPULAN
Kebudayaan mempunyai kegunaanyang sangat besar bagi manusia. Bermacam-macam kekuatan yang harus di hadapi masyarakat dan anggotanya seperti kekuatan alam maupun kekuatan lain yang tidak selalu baiknya. Kecuali itu, manusia masih memerlukan kepuasan baik di bidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada msayarakat itu sendiri.
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturann bagi manusia dalam mengolahnya serta menjaga kebudayaannya.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi manusia dan masyarakt seperti kekuatan alam dan kekuatan lainnya. Karena dengan adanya niilai-nilai kemanusiaan yang ada merupakan suatu hal yang dapat memanusiakan manusia atau bisa dikatakan juga kembali kepada fitrah manusia untuk menciptakan kebudayaan sebagai actor kebudayaan.

Dengandemikian, hubunganantaraindividudenganinstitusinyaadalahsebuahdialektika (intersubjektif) yang diekspresikandengantigamomen :society is human product. Society is an objective reality. Human is sosial product.(Masyarakatadalahprodukmanusia.Masyarakatadalahsuatukenyataansasaran.Manusiaadalahproduksosial).Dialektikainidimediasikanolehpengetahuan yang disandarkanatasmemoripengalaman di satu sisi dan oleh peranan-peranan yang merepresentasikan individu dalam tatanan institusional (Waters, 1994 : 35)
 


DESKRIPSI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAJA DAN BETON



A.    BAJA
-          Kelebihan
1.      Baja mempunyai kuat tarik dan kuat tekan yang tinggi sehingga dengan material yg sedikit bisa memenuhi kebutuhan struktur.
2.      Menghemat tenaga kerja karena besi baja di produksi oleh pabrik, sehingga di lapangan tinggal pemasangan saja.  Besi baja mempunyai kualitas yg seragam dan ketelitian ukuran yang tinggi daripada beton.
3.      Bisa di daur ulang , setelah masa kerja besi baja bisa di bongkar dan di pindahkan ketempat lain dan di daur ulang di perbaikidari karat yg menyebabkan penurunan kekuatan strukturnya dan bisa di gunakan kembali
4.      Untuk jembatan, pemasangan jembatan baja di lapangan lebih cepat di bandingkan dengan jembatan beton dan memerlukan ruang yang relatif kecil di lokasi konstruksi. Ini salah satu keuntungan dari jembatan baja ketika lokasi itu berhubungan dengan lokasi proyek padat dan sempit. Dengan body yang ramping memperoleh kekuatan yg besar di banding beton yg ukurannya lebih besar.
5.      Baja bisa di sambung saat pemasangan , jika suatu pemasangan belum selesai baja bisa dengan mudah di sambung tanpa tanpa mengurangi kekuatan strukturnya .
6.      Keamanan struktur , besi baja mempunyai keamanan struktur yg pasti bila di bandingkan dengan beton yang kekuatan strukturnya berubah berdasarkan campuran semen dan airnya.
7.      Dalam hal gempa , baja juga menunjukan daya tahannya di bandingkan beton yang mudah rapuh terkena getaran.
-          Kelemahan
1.      Bisa  berkarat,  jika sudah sampai masa layan besi bisa berkarat di karenakan kondisi alam . Karena itu ada penelitiaan dan pengembangan baja mutu tinggi yang tahan korosi yang sangat berguna jika jembatan berada di daerah laut yang kadar garamnya tinggi
2.      Lebih berisik,  jika sebuah jembatan baja di lewati beban seperti kereta api.
Untuk mengatasi kebisingan maka di kembangkan beton komposit dengan baja di atas permukaan nya sehingga bisa menurunkan tingkat kebisingan
3.      Tidak fleksibel . baja tidak mudah di bentuk sendiri atau di potong seperti kayu. Karena baja kenyakan di buat sedemikian rupa oleh pabrik. Pembuatan memerlukan teknologi yg canggih.
4.      Lemah terhadap gaya tekan. Jika baja di kenai beban yg berlebih maka baja akan mudah patah.
5.      Tidak tahan terhadap api.  Jika baja terkena panas yg tinggi maka baja akan memuai dan tidak sesuai bentuk asal . namun tidak mengurangi kekuatan dari baja tersebut jika sudah kembali ppadat
B.     BETON
-          Kelebihan
1.      Mampu menahan gaya tekan sehingga beton dapat memikul beban berat
2.      Beton mudah di cetak sesuai dengan kebutuhan konstruksi dan cetakannya bisa di pakai lebih dari sekali tergantung dari kualitas cetakan yang dibuat.
3.      Tahan terhadap pengkaratan/korosi dan pembusukan akibat kondisi  alam . Biasanya di pakai di konstruksi yg behubungan dengan air laut.
4.      Tahan terhadap aus dantemperatur yang tinggi , misalnya beton tidak akan berubah bentuk jika  terbakar api walaupun temperatur tinggi .
5.      Cocok di buat untuk konstruksi yang besar dan megah misalkan monumen , tugu, patung,
-          Kelemahan
1.      Lemah terhadap kuat tarik , beton di anggap tidak mampu manahan gaya tarik sehingga mudah retak . oleh karena itu perlu di beri tulangan baja sebagai penahan gaya tarik
2.      Mempunyai bobot yang berat ,  misalkan sama sama mempunyai bobot 1kg, baja akan lebih kuat di bandingkan dengan beton .
3.      Bentuk yang sudah di buat susah untuk di rubah , misalkan di lapangan pengecoran jalan ada beton yg bolong atau retak maka tidak bisa langsung di tambal harus di lakukan pembongkaran 1 blok baru di lakukan pengecoran ulang.
4.      Beton bersifat getas(tidak daktail) sehingga harus di hitung teliti agar setelah di kompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
5.      Agar mendapatkan beton kedap air dan sempurna mesti dikerjakan dengan teliti . misalka untuk bak kamar mandi jika takaran pasir, semen, air, c tidak sesuai mungkin akan terjadi rembesan pada pori pori beton menyebabkan air akan cepat habis.